Warga yang tertipu
Dusun
Sengon Kerep, Sampang, Kecamatan Gedangsari,
Gunung Kidul adalah dusun yang
sejuk dan asri, warganya hidup rukun dan damai. Namun beberapa bulan terahir
ini suasana tentram dusun ini terusik oleh keberadaan Goa Maria Wahyu Ibu-ku (GMWI)
yang di indikasikan terdapat unsur ilegal dan penipuan dalam pembangunannya.
Awalnya warga tidak menaruh curiga ketika di minta tanda tangan sebagai wujud
persetujuan akan pembangunan sebuah taman, kecurigaan warga mulai muncul ketika
di tempat tersebut digunakan sebagai acara ritual keagamaan, dalam desain
bangunannyapun mulai terlihat bahwa tempat tersebut akan digunakan sebagai
tempat peribadatan, hal ini di tandai dengan adanya simbol-simbol keagamaan dan adanya
patung-patung bunda maria. Ternyata bangunan yang awalnya ijinnya ke warga sebagai obyek wisata, berubah menjadi obyek wisata ritual. Ya, ritual agama nasrani ditengah masyarakat muslim.
Tiadanya Perijinan dari Pemerintah
Kekesalan
warga pun berujung dengan melakukan protes kepada pemerintah kabupaten Gunung Kidul terhadap ijin pembangunan
yang dikeluarkan oleh Pemkab
Gunung Kidul, namun betapa kagetnya
warga ketika mengetahui bahwa ternyata pemkab Gunungkidul belum mengeluarkan
ijin baik pembangunan taman maupun tempat ibadah yang dimulai sejak tahun 2010, dalam hal ini
dapat disimpulkan bahwa pembangunan GMWI
adalah ilegal. Padahal
pembangunan telah mencapai 90% selesai.
Goa Maria yang megah ditengah kawasan mayoritas muslim. Ironis!!
Pernyataan sikap warga dan berbagai elemen Islam di DIY
Pada hari Ahad 6 Mei 2012 telah
diselenggarakan Tabligh Akbar penolakan GMWI di dekat lokasi GMWI yang dihadiri
ribuan ummat Islam dari Gunung Kidul, Klaten, Jogja dan sekitarnya. Beberapa
ormas Islam turut meramaikan acara Tabligh Akbar yang menghadirkan mantan
misionaris Ibu Hj. Anastasia Irene Handono dan Ibu Dewi Purnamawati sebagai
penceramah.
Suasana tabligh Akbar dengan ribuan jamaah menolah Goa Maria. Saatnya Ummat Islam Bersatu!!
Beberapa ormas Islam meminta aparat
Kepolisian agar mengijinkan masuk dan menghancurkan segala atribut dan bangunan
GMWI yang tidak berijin tersebut. Namun, niat tersebut dihalangi oleh petuga
polisi yang menjaga ekstra ketat sejak pagi. Akhirnya hanya perwakilan ormas
Islam yang diijinkan masuk ke dalam GMWI.
Pelanggaran
Ijin Pembangunan
Didalam lokasi ditemukan spanduk
adanya penghentian pembangunan GMWI oleh Pemkab GK dengan tanggal 26 Januari
2012. Menurut warga sekitar, spanduk tersebut dipasang sekitar 2 hari sebelum
pelaksanaan Tabligh Akbar. Jadi, meskipun Pemkab sudah meminta agar
menghentikan pembangunan GMWI tapi tetap dilanggar juga. Meskipun sudah dipasang police line, pembangunan tetap berlangsung juga.
Cara lain yang digunakan GMWI yakni
melalui media massa SKH Kedaulatan Rakyat. Profil GMWI dimuat di SKH Kedaulatan
Rakyat, tanggal 1 Mei 2012, 5 hari sebelum acara Tabligh Akbar. Ini merupakan
cara cerdas agar bangunan GMWI tidak dihancurkan, padahal tidak berijin.
Sudah saatnya ummat Islam, khususnya
di Gunung Kidul dan DIY merapatkan barisan dan peka terhadap kasus-kasus
keummatan. Ingat, orang-orang Nashara selalu mencari celah untuk memurtadkan
ummat Islam.
Orang-orang
Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama
mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang
benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah
pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan
penolong bagimu. (QS. Al-Baqarah: 120)
1 komentar:
Satukan barisan jauhkan umat dari ke kafiran...jangan biarkan musuh menggerogoti pondasi-pondasi kebesaran Islam...Allahu Akbar
Posting Komentar