Blogger Widgets
News Update :

Entri Populer

Syiar

Goa Maria di Tengah Masyarakat Muslim

Selasa, 29 Mei 2012


Warga yang tertipu
Dusun Sengon Kerep, Sampang, Kecamatan Gedangsari, Gunung Kidul adalah dusun yang sejuk dan asri, warganya hidup rukun dan damai. Namun beberapa bulan terahir ini suasana tentram dusun ini terusik oleh keberadaan Goa Maria Wahyu Ibu-ku (GMWI) yang di indikasikan terdapat unsur ilegal dan penipuan dalam pembangunannya. Awalnya warga tidak menaruh curiga ketika di minta tanda tangan sebagai wujud persetujuan akan pembangunan sebuah taman, kecurigaan warga mulai muncul ketika di tempat tersebut digunakan sebagai acara ritual keagamaan, dalam desain bangunannyapun mulai terlihat bahwa tempat tersebut akan digunakan sebagai tempat peribadatan, hal ini di tandai dengan adanya simbol-simbol keagamaan dan adanya patung-patung bunda maria. Ternyata bangunan yang awalnya ijinnya ke warga sebagai obyek wisata, berubah menjadi obyek wisata ritual. Ya, ritual agama nasrani ditengah masyarakat muslim.


Tiadanya Perijinan dari Pemerintah
Kekesalan warga pun berujung dengan melakukan protes kepada pemerintah kabupaten Gunung Kidul terhadap ijin pembangunan yang dikeluarkan oleh Pemkab Gunung Kidul, namun betapa kagetnya warga ketika mengetahui bahwa ternyata pemkab Gunungkidul belum mengeluarkan ijin baik pembangunan taman maupun tempat ibadah yang dimulai sejak tahun 2010, dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa pembangunan GMWI adalah ilegal. Padahal pembangunan telah mencapai 90% selesai.

Goa Maria yang megah ditengah kawasan mayoritas muslim. Ironis!!

Pernyataan sikap warga dan berbagai elemen Islam di DIY
Pada hari Ahad 6 Mei 2012 telah diselenggarakan Tabligh Akbar penolakan GMWI di dekat lokasi GMWI yang dihadiri ribuan ummat Islam dari Gunung Kidul, Klaten, Jogja dan sekitarnya. Beberapa ormas Islam turut meramaikan acara Tabligh Akbar yang menghadirkan mantan misionaris Ibu Hj. Anastasia Irene Handono dan Ibu Dewi Purnamawati sebagai penceramah.

Suasana tabligh Akbar dengan ribuan jamaah menolah Goa Maria. Saatnya Ummat Islam Bersatu!!

Beberapa ormas Islam meminta aparat Kepolisian agar mengijinkan masuk dan menghancurkan segala atribut dan bangunan GMWI yang tidak berijin tersebut. Namun, niat tersebut dihalangi oleh petuga polisi yang menjaga ekstra ketat sejak pagi. Akhirnya hanya perwakilan ormas Islam yang diijinkan masuk ke dalam GMWI.

Pelanggaran Ijin Pembangunan
Didalam lokasi ditemukan spanduk adanya penghentian pembangunan GMWI oleh Pemkab GK dengan tanggal 26 Januari 2012. Menurut warga sekitar, spanduk tersebut dipasang sekitar 2 hari sebelum pelaksanaan Tabligh Akbar. Jadi, meskipun Pemkab sudah meminta agar menghentikan pembangunan GMWI tapi tetap dilanggar juga. Meskipun sudah dipasang police line, pembangunan tetap berlangsung juga.

Cara lain yang digunakan GMWI yakni melalui media massa SKH Kedaulatan Rakyat. Profil GMWI dimuat di SKH Kedaulatan Rakyat, tanggal 1 Mei 2012, 5 hari sebelum acara Tabligh Akbar. Ini merupakan cara cerdas agar bangunan GMWI tidak dihancurkan, padahal tidak berijin.
Sudah saatnya ummat Islam, khususnya di Gunung Kidul dan DIY merapatkan barisan dan peka terhadap kasus-kasus keummatan. Ingat, orang-orang Nashara selalu mencari celah untuk memurtadkan ummat Islam.

Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (QS. Al-Baqarah: 120)

Sejarah Remaja Masjid Indonesia


Perkembangan remaja masjid di Indonesia diawali pada dekade tahun 1970-an, dimana waktu itu remaja masjid tumbuh bak jamur di musim hujan. Hal ini dilatarbelakangi oleh:

1.   Trend SANTRINISASI masyarakat ABANGAN pasca Pembubaran PKI tahun 1966.
2.   Meluasnya isu UKHUWAH ISLAMIYAH menjelang abad 14 Hijriyah.
3.   Pemberlakuan NKK-BKK Pasca Kerusuhan MALARI 1974, pada waktu itu muncul Jargon “BACK TO MOSQUE “ di kalangan aktifis kampus dan ormas kepemudaan Islam.

Fenomena berkembangnya remaja masjid menimbulkan tren keagamaan baru. Hal ini didukung dengan adanya menipisnya ikatan primordial sebagai ekses kebijakan Politik Orde Baru, sehingga memunculkan kecenderungan menyembunyikan identitas Golongannya. Bahkan dibeberapa basis NU dan Muhammadiyah; berdasar penelitian LITBANG DEPAG RI 1980, orang Islam di tempat tersebut mulai berpendangan “Ora sah NU-NU-an ora sah Muhammadiyah-Muhammadiyah-an sing penting NGAJI!”

Aksi massa DPW BKPRMI DIY, di Jalan Malioboro 25 Maret 2012
 
        Kompensasi menipisnya ikatan primordial tersebut memunculkan organisasi-organisasi keagaman baru yaitu Remaja Masjid, Majelis-majelis Taklim, Yayasan-yayasan Islam, Lembaga Dakwah, Islamic Center,  dlsb. Dampak lainnya adalah munculnya organisasi masjid kampus. Hal ini didorong oleh naluri bergiat memikirkan masyarakat dan bangsa para aktivis mahasiswa yang disalurkan melalui wadah masjid yang ada di kampus.
        Akhirnya muncul organisasi masjid kampus, seperti KARISMA (Masjid Salman Al-Farisi ITB), ARHA (Arif Rahman Hakim–UI), Al Ghifari IPB-Bogor, UGM Jamaah Shalahuddin (karena belum punya masjid di Gelanggang Mahasiswa), dlsb.
        Ide-ide cerdas untuk memperbaharui dan mengembangkan kegiatan masjid yang dilakukan para aktivis masjid kampus menjadi pendorong para aktivis kepemudaan di luar kampus, sehingga muncullah RISMA-RISMA (remaja Islam masjid) mulai dari kota sampai ke desa-desa. Seperti RISKA (Remaja Islam Masjid Sunda Kelapa-Menteng, Jakarta); Istiqomah (Citarum, Bandung); YISC Al-Azhar Kebayoran, Jakarta; RISMA Al-Falah, Surabaya, dll.
        Sebelum dekade tahun 1970-an tersebut, masjid-masjid hanya berisi orang orang yang sudah tua. Koor batuk-batuk menjadi ciri suasana masjid kala itu, Masjid hanya sebatas tempat parkir Sholat.
        Setelah para Pemuda–Remaja berkiprah mucullah suasana semarak di masjid-masjid, dan tumbuhlah kreatifitas dalam memakmurkan masjid. Muncullah keinginan memfungsikan masjid sebagai pusat kegiatan masyarakat sebagaimana pada Zaman Rasulullah Saw di Madinah.



*)     Materi presentasi Ustadz H.M. Jazir ASP , ”Sejarah Kebangkitan Remaja Masjid Indonesia”, pada pertemuan pengurus DPW BKPRMI DIY pada tanggal 20 Mei 2009 di Masjid Jogokaryan.

Maaf Lady Gaga, Pemuda Indonesia Sibuk Simak Hafalan Al-Qur’an

Oleh: Fika Hokama
Subhanallah… seru banget kali yaa…!
Andaikan saja yang merencanakan datang ke Indonesia adalah para Huffazd (penghafal ) al Qur’an. Mereka adalah Pemuda dari Palestina. Bacaannya bagus dan sangat runtun. Suaranya juga sangat merdu membuat orang yang mendengarnya bahagia dan berseri-seri wajahnya, menghilangkan gelisah, mencairkan suasana hati yang seperti balok es dan juga mendatangkan Hidayah Allah. Itulah Rahmat Allah SWT.
Tidak akan merugi para Pemuda yang berebut membeli Tiket untuk bisa ikut menyimak hafalan “Ahlullah” keluarga Allah. Wajahnya memancarkan cahaya “Ahli Surga”, membuat teduh mata yang melihatnya, pribadinya sangat menawan hati juga berwibawa dan sangat pantas di jadikan seorang Figur pemuda Indonesia, suaranya yang sangat merdu menggentarkan Stadion Gelora Bung Karno  Jakarta, juga menggentarkan Negara Indonesia, beritanya akan menjadi topik pembicaraan Nasional maupun Internasional. Allahu Akbar…! Sangat menakjubkan karena berkah Allah akan dilimpahkan di bumi Pertiwi.
Pikiran itu tiba-tiba muncul di kepalaku, ketika baru saja menyelesaikan tilawah 1 Jus al Qur’an. Perasaan senang dan bangga karena Negaraku tercinta akan di datangi oleh pemuda asing keluarga Allah yang hafal al Qur’an 30 Juz;  ”Dari Anas RA ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah itu mempunyai keluarga yang terdiri daripada manusia.” Kemudian Anas berkata lagi, lalu Rasulullah SAW bertanya: “Siapakah mereka itu wahai Rasulullah. Baginda menjawab: “Ia itu ahli Quran (orang yang membaca atau menghafal Al- Quran dan mengamalkan isinya).Mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang yang istimewa bagi Allah.
Sungguh kasihan, kabar rencana kedatangan penghafal al Quran hanya fiktif hasil sebuah rekayasa dari otak penulis. Karena pada kenyataannya bukan para penghafal al Qur’an yang akan berkunjung ke Negara ini, melainkan si Lady Gaga Ratu Iblis Liberal Pemuja Setan, (Arrahmah.com), pakaian selalu tampil seronok. Nauzdubillah…!
Kita tidak bisa membayangkan kerusakan moral  yang akan terjadi pada pemuda  Muslim Indonesia pada umumnya, seandainya Mba Little Monster ini sukses mendapat izin dari Pemerintah dan mendapatkan dukungan dari Masyarakat Indonesia, berarti akan sukses pula dalam menebarkan virus jahat yaitu pakaian seronok, lagunya bertentangan dengan budaya dan agama, juga menyekutukan Allah dengan memuja setan yang kemungkinan besar menular bagi Rakyat Indonesia, terutama para pemudanya akan mengidolakannya. Apa jadinya, jika para pemuda yang di banggakan buat persiapan Generasi Bangsa dan Negara Indonesia  lebih memilih figur Gaga yang tariannya sangat Erotis mengundang syahwat seksual yang melihatnya, pemuda juga lebih memilih seorang figur yang mendatangkan kerusakan moral dan etika untuk anak Bangsa? Indonesia bisa dipastikan akan miskin Generasi penerus kepemimpinan  Bangsa dan Negara yang mempunyai Moral dan Akhlak yang baik.
Memang sebaiknya kedatangan Lady Gaga ke Negeri Pertiwi ini kita tolak karena kita sedang mengkhawatirkan Moral dan etika anak Bangsa. Kedatangannya hanya menambah masalah Indonesia semakin rumit dalam menyelesaikan permasalahan di Indonesia. Tetapi aneh…! Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memandang konser Lady Gaga akan memberikan citra positif kepada pariwisata Indonesia di mata dunia. “Kehadiran Lady Gaga di Indonesia akan membuat Indonesia dikenal lebih luas oleh dunia internasional,” kata Direktur Jenderal Ekonomi Kreatif Seni Budaya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ukus Kuswara, saat dihubungi Selasa, 22 Mei 2012. (tempo.com). Kementerian-Pariwisata-Dukung-Konser-Lady-Gaga.  Menurut penulis pandangan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif seperti ini tidak butuh penilaian Allah SWT, karena yang paling penting adalah bagaimana Indonesia lebih terkenal di mata manusia.
Lady Gaga Sangat Bertentangan Dengan Salah Satu Prinsip PANCASILA Negara
Mari kita melihat salah satu prinsip Negara kita yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa (Rabbaniyyah wal Akhlaaqiyyah) Sungguh prinsip Negara yang sangat mulia. Hidup manusia hanya menghambakan diri kepada Allah SWT, bahkan hidupnya Jin juga untuk menyembah-Nya. Semua manusia di muka Bumi wajib menyerahkan segala apapun yang terjadi dan kesuksesan apapun yang telah manusia dapatkan hanya dan karena Allah semata. Kedatangan Lady Gaga akan menjajah dan menggoroti Keyakinan anak Bangas kepada Tuhannya Yang Maha Esa. Jika itu yang terjadi, maka Indonesia belum Merdeka… Indonesia belum Merdeka!!! Jika itu yang terjadi, maka Pemuda Indonesia pada zaman sekarang ini telah menghancurkan dan mengobrak-abrik perjuangan Pemuda pada zaman mengambil alih Kepemimpinan Bangsa. Susah payah Pemuda Indonesia pada zaman itu meminta Soekarno Hatta untuk mendeklarasikannya meskipun Beliau Proklamirnya. Dan tahukah Engkau wahai Pemuda, tentang kalimat yang membanggakan kita adalah kalimat, “ Dengan rahmat Allah yang Maha Esa,”. Ini menunjukkan bahwa merdekanya Bangsa ini adalah karena rahmat Allah semata, yang diberikan melalui pemuda-pemuda yang jeli atas penderitaan Rakyatnya dan yang kokoh keyakinannya. Hal itu tidak mungkin terjadi, karena Pemuda Indonesia adalah pemuda yang berkarakter Rabbaniyah, Islamiyyah, Quraniyyah pada Umumnya. Tolak Lady Gaga…! Tolak pemuja SETAN…! Tolak pelantun  Born This Way…!
Katakan Lady Gaga bukan Figur Pemuda Indonesia…!
Selain itu, kemungkinan besar UU Pornografi bisa dilanggar oleh Lady Gaga karena lagunya banyak melanggar budaya dan nilai agama, pakaian seronok dan gerak tubuh yang mengundang syahwat. Tentu saja tidak mendidik dan membahayakan moral dan etika masyarakat dan pemuda pada umumnya jika pertunjukan jelek itu dipertontonkan di muka umum.
Jadi, MAAF Lady Gaga, sebaiknya Engkau urungkan saja niatmu untuk konser di Negara Indonesia tercinta. Suara, lagu dan gayamu hanya mengundang kemurkaan Allah…para pemuda Muslim Indonesia sibuk simak hafalan al Qur’an, bukan karena ngefans padamu tapi karena terganggu. Kedatanganmu juga akan merusak moral dan Akhlak. Kira-kira seperti itu bunyinya bentuk penolakan penulis kepada si Lady Gaga.
Demikianlah, pemuda Indonesia yang mayoritas Muslim harus membekali diri dengan iman dan taqwa yang kuat, mempunyai moral dan etika yang baik, menjunjung tinggi nilai “Ketuhanan Yang Maha Esa”, sadar akan kedatangan Lady Gaga tidak membawa manfaat sedikitpun di muka bumi kecuali kemurkaan Allah, penilaian Allah lebih utama dari pada penilaian manusia.
Kepada Pemerintah dan Pemuda Muslim Indonesia berikan izin dan dukungan, jika suatu saat nanti pemuda penghafal al Qur’an merencanakan datang ke Indonesia untuk di simak hafalannya, siapkan panggung yang luas untuk para penghafal al Qur’an, siapkan lapangan yang sangat luas untuk ribuan pemuda yang ikut menyimak. Semoga Ide ini menjadi nyata. Amin.
Allahua’lam…

Ini Senjataku, Mana Senjatamu?

Oleh: Abi Sabila
Seringnya pemberitaan di televisi mengenai kasus penembakan oleh dan terhadap warga sipil yang terjadi belakangan ini, menarik perhatian rekan-rekan kerjaku untuk menjadikannya sebagai bahan obrolan di sela-sela rutinitas pekerjaan. Meski terkadang asal-asalan dan bahkan sok tahu, tapi ada juga beberapa dari obrolan mereka yang menggugah kesadaranku.
“Membekali diri dengan senjata jelas perlu dan bahkan penting sekali. Ke mana-mana aku selalu membawanya,” ucap salah satu rekan yang mejanya berseberangan denganku. Ia tetap santai walau semua tatapan kini tertuju kepadanya.
“Kamu ke mana-mana membawa senjata? Termasuk kerja juga?” tanya rekan yang mejanya bersebelahan denganku. Pertanyaannya mewakili keterkejutan kami semua.
Yang ditanya mengangguk.  “Dulu, sebelum merantau, bapakku berpesan agar ke manapun aku pergi, apapun yang ingin kukerjakan, jangan lupa membawanya serta,” lanjutnya, membuat seisi ruangan makin penasaran.
“Serius?” tanya dua rekan kerjaku berbarengan.
Untuk kedua kalinya rekan kerja di depanku mengangguk. Santai.
“Senjata apa yang kamu punya? Keris, belati atau jangan-jangan senjata api? Dari mana kamu mendapatkannya? Boleh kami melihatnya?” cecar seorang rekan lainnya.
“Sebagian aku dapatkan dari bapak, sebagian lagi dari guru ngajiku.”
Wajah-wajah penasaran makin jelas terlihat. “Bentuknya apa? Bolehkah kami melihatnya?”
“Tidak bisa dilihat, tapi kalian bisa mendengar dan merasakannya.”
Semua jawaban dan juga sikap tenang yang ia tunjukkan semakin membuat rekan-rekan lainnya penasaran. Walau aku juga penasaran, tapi aku mulai merasa curiga. Secara pribadi aku kenal cukup dekat rekan kerjaku yang satu ini. Belum pernah sekalipun aku melihat ia membawa senjata. Itu bukan kebiasaannya. Dan berbual juga bukan hobinya. Senjata yang ia maksudkan pastilah tidak seperti yang kami duga. Kamilah yang salah mengartikan kata-katanya. Dan tebakanku terbukti benar setelah sambil terkekeh ia menjelaskan senjata yang ia maksudkan.
“Senjata yang aku punya dan selalu kubawa ke mana-mana tak akan bisa kalian lihat, tapi dapat kalian dengar dan rasakan. Senjataku bukan berbentuk keris, belati ataupun pistol seperti yang kini ramai diberitakan di televisi. Bapak dan guru ngajiku tak mungkin membekaliku dengan yang seperti itu. Tapi aku yakin, senjataku tak kalah ampuh atau bahkan lebih ampuh dari itu semua.”
Ia berhenti sejenak, seolah menikmati ketegangan yang terpancar dari raut wajah kami.
“Sebenarnya kalian juga punya, tapi mungkin kalian tak menyadari atau jarang menggunakannya. Senjata yang kumaksudkan adalah doa.”
Kompak rekan-rekan kerjaku ber – yah…. kecewa.
“Lho, benar kan? Kita memang tidak bisa melihat bentuknya tapi bisa mendengar saat dibaca dan juga merasakan efek positif setelah membacanya. Doa adalah senjata bagi orang yang beriman.”
Semua terdiam, membenarkan apa yang ia katakan. Selama ini kita beranggapan bahwa berbekal senjata tajam adalah cara yang tepat untuk berjaga-jaga dan melindungi diri. Padahal kita mempunyai satu senjata yang jauh lebih ampuh dan juga jauh lebih bisa diandalkan, yaitu doa.
Tak perlu pisau, golok, belati, senjata api ataupun lainnya untuk melindungi diri. Berdoalah sebelum, selama dan sesudah beraktivitas, mohon bimbingan, bantuan dan perlindungan pada Allah agar dimudahkan setiap perkara, dilancarkan setiap urusan dan dikabulkan apa yang kita upayakan. Sesungguhnya, tak ada satu pun senjata yang dapat melukai tubuh kita kecuali Allah yang mengizinkan.

Sebab Hidup tak Mengenal Siaran Tunda

Oleh: Inayatullah Hasyim
Saudaraku, hidup ini hanya sekali. Maka, buatlah yang sekali itu menjadi “sesuatu”. Waktu dan umur yang kita lewati, sekali berlalu, tak pernah kembali. Ia pergi dengan segenap catatan yang menggoresnya. Berbuatlah dalam kebajikan, sekecil apapun! Semoga kebaikan yang kecil itu menambah berat amal timbangan kebaikan kita di akhirat kelak.
Sebab hidup tak mengenal siaran tunda, maka bekerjalah dalam kesungguhan dan keikhlasan. Sekali waktu yang telah berlalu tak akan pernah kembali. Setiap detik yang bergeser dari jam tangan kita telah menjadi sesuatu yang lampau. Ia pergi dan kita masih di sini, dengan sejuta persoalan yang membelenggu diri kita. Seorang penyair sufi berkata,
ما من يوم ينشق فجره إلا وينادى “يا ابن آدم أنا خلق جديد وعلى عملك شهيد، فتزود منى فإنى إذا مضيت لا أعود الى يوم القيامة
Tidaklah fajar hari ini terbit, kecuali ia akan memanggil, “Wahai anak Adam, aku adalah ciptaan yang baru dan aku akan menjadi saksi atas setiap pekerjaanmu, maka mintalah bekal kepadaku. Karena bila aku telah berlalu, aku tak akan kembali hingga hari kiamat tiba.”
Seringkali, kita berkeluh kesah dalam hidup ini. Padahal, keluh kesah kita tak menyelesaikan persoalan sedikitpun.
Pada tulisan singkat ini, saya ingin kita bertafakur sejenak. Merenung dalam pemahaman yang sama, apa saja yang sudah kita khidmatkan dalam hidup kita ini. Bersegeralah! Sebab, hidup tak mengenal siaran tunda.
Seringlah merenung
Saudaraku, merenunglah sejenak. Kata orang bijak, bertafakur satu jam lebih baik dari pada bekerja sepuluh jam tanpa tahu makna dan arti. Lihatlah sekelilingmu, segera setelah itu pasti engkau akan bersyukur. Lihatlah bagaimana Allah menciptakanmu dengan penuh kesempurnaan. Lihatlah bagaimana Allah memberimu begitu banyak nikmat,
وَآتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لا تُحْصُوهَا إِنَّ الإنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ (٣٤)
“Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zhalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).” (QS Ibrahim: 34)
Dengan bertafakur tadi, tersadarlah bahwa – alhamdulillah – kita diciptakan sempurna. Tak kurang suatu apa.
Yang telah berlalu, biarlah ia pergi bersama waktu.
Suka atau tidak, setiap kita punya kenangan dengan masa lalu. Berapa banyak di antara kita yang asyik menggapai masa lalu, padahal ia telah menjadi arsip sejarah. Masa lalu adalah periode yang tak mungkin kita kembali ke padanya. Yang telah berlalu, biarlah ia pergi bersama waktu. Cukup jadikan ia sebagai pelajaran untuk masa yang akan datang.
Masa lalu adalah kenangan, ia tak mungkin kembali. Jika Anda seorang jenderal namun sudah pension, tetaplah Anda pensiunan. Tak ada lagi tongkat komando, tak ada pula ajudan dan pengawal.
Masa lalu adalah cermin untuk kita belajar. Tak lebih dan tak kurang. Sebab hidup tak mengenal siaran tunda, belajarlah dari para penguasa yang telah berlalu dalam kelalimannya. Mereka memupuk harta, saat mati tak membawanya sedikitpun ke alam baka. Penyair Arab menulis:
   أين الملوكُ الماضيةُ تركوا المنازلَ خاليةً جمعوا الكنوزَ بجَدِّهم تركُوا الكنوزَ كما هِيَ فانظرْ إليهِم هل تَرَى في دارِهِمْ من باقيةٍ إلا قبورًا دارساتٍ فيها عظامٌ باليةٌ
Mana para raja zaman dahulu ***
Tinggalkan istana-istana yang sepi
Mengumpulkan harta dengan segenap kesungguhan ***
Harta-harta itu ternyata tetap apa adanya
Carilah mereka, apakah engkau dapati mereka ***
di rumah-rumah mereka 
Tidak, kecuali tulang belulang yang telah usang.
Warnailah hari-harimu
Saudaraku, sebab hidup tak mengenal siaran tunda, maka warnailah hari-harimu. Jadikan ia merah, kuning, biru, coklat, ungu, putih dan jingga dalam aktivitas keseharianmu. Cerialah, sebab – kata Rasulullah SAW – senyummu untuk saudaramu bernilai sedekah. Kebahagiaan tak dapat kau beli dengan uang, tapi ia dapat kau ciptakan dengan mensyukuri setiap keadaan.
Sebab hidup tak mengenal siaran tunda, bersegeralah mewarnai bintang kebaikanmu. Segera tunaikan shalat sesaat setelah adzan berkumandang. Itulah bintang kebaikanmu hari ini. Warnai pula silaturahim dengan sahabat, handai dan taulan. Mereka yang rajin bersilaturahim, niscaya dipanjangkan umur dan kesempatannya. Bersedekahlah, walaupun kau dalam keadaan susah!
Warnai pula bintang kebaikanmu dengan menjenguk tetangga yang sakit, saudara yang malang, dan tetangga yang mengundang. Hak-hak seorang muslim atas muslim lainnya adalah enam: Berjumpa, ucapkan salam. Mengundang, penuhi jemputannya itu. Perlu nasihat, kirimi SMS “Bro, shalat yuk”. Bersin, ucapkan “semoga Allah menyayangimu.” Sakit? Kunjungi dan – jika mati – antarkan hingga ke kuburannya.
Berharap Terima Kasih? Ke laut aja luh.
Saudaraku, sebab hidup tak mengenal siaran tunda, tak usahlah Anda berharap terima kasih dari setiap kebaikan yang Anda lakukan. “Terima kasih?” “Ke laut aja luh”. Apalah artinya pujian manusia, jika ia akan merusak nilai kebaikan kita di hadapan Tuhan. Bukankah Fatimah, putri Rasulullah SAW tercinta, jatuh sakit akibat tak makan tiga hari sebab seluruh persediaan makanannya telah ia hadiahkan kepada para fakir miskin, janda tua-renta dan mereka yang baru saja dibebaskan dari tahanan  Rasulullah SAW mencari-carinya sebab Fatimah yang biasa rajin berkunjung, kok tiba-tiba absen sekian hari. Allah SWT lalu mengabadikan perjuangan Fatimah (dan suaminya, Ali bin Abi Thalib) dengan menurunkan firman-Nya
“Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, Kami tidak menghendaki Balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.” (QS al-Insan: 8-9)
Saudaraku, jangan karena berharap terima kasih, kita tak bergegas dalam amal-amal kebaikan. Biarkanlah ia dilupakan manusia, disembunyikan sejarah, ditutupi keangkuhan kehidupan dunia, namun – satu hal yang pasti – ia bernilai di hadapan Dzat yang memiliki segala kemampuan membalas perbuatan kebaikan.
Di balik setiap kesulitan pasti ada berjuta kemudahan
Saudaraku, sebab hidup tak mengenal siaran tunda, maka yakinlah dibalik satu kesulitan ada sejuta kemudahan di baliknya. Tak percaya? Bukankah hal itu dijanjikan oleh Dzat yang menggenggam seluruh janji manusia.
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” (QS. Al-Insyiraah: 6-8)
Pada ayat ini, Allah menyebut kesulitan dengan memberikan sisipan huruf “alif dan lam” yang dalam kaidah bahasa Arab berarti “ma’rifah” atau “tunggal”. Tetapi, kata kemudahan tidak disisipi huruf yang sama. Menandakan apa? Bahwa pada satu kesulitan, ada berjuta kemudahan di depanmu.
Saudaraku, sebab hidup tak mengenal siaran tunda, maka mari berharap dari satu kesulitan hidup kita, ada sejuta tawaran kebaikan di depannya.
Semoga catatan kecil ini bermanfaat.  Salam takzim.

Profil BKPRMI


Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) adalah kelanjutan yang semula bernama Badan Komunikasi Pemuda Masjid Indonesia (BKPMI), didirikan pada tanggal 19 Ramadhan 1397 Hijriah bertepatan dengan 3 September 1977 di Masjid Istiqomah Bandung. Yang selanjutnya sesuai hasil Munas VI BKPMI tahun 1993 sebagai penggagas dan pencetus ide yang tergabaung dalam Keluarga Besar Badan Komunikasi Pemuda Remaja masjid Indonesia maka diganti dengan BKPRMI. Dan kemudian BKPRMI adalah sebuah wadah Komunikasi dan perkumpulannya para pemuda remaja masjid seluruh Indonesia. BKPRMI Prov. DKI Jakarta yang sudah ada sejak lama seiring dengan waktu terus mencoba mempertahankan eksistensinya ditengah-tengah masyarakat ibukota DKI Jakarta.
Sebagaimana namanya tentu mudah untuk dapat dilihat apa program dan gerakan yang dilakukan oleh BKPRMI, tidak lain adalah dakwah islamiyah yang berusaha terus menerus mengajarkan dan menjaga eksistensi ajaran Islam serta keutuhan bangsa Indonesia. Jika Ormas kepemudaan yang lain sibuk mengarah pada ranah politik kekuasaan semata, Maka, BKPRMI lebih berusaha dibarengi bagaimana melindungi dan menyatukan umat (rakyat) yang tidak jarang terbawa oleh derasnya arus politik dan globalisasi. Akan tetapi gerakan BKPRMI tetap melek terhadap kemajuan itu sendiri. Karena dengan adanya kemajuan-kemajuan dibidang teknologi dan tranformasi menjadi tantangan baru untuk dapat mengemas dakwah Islam sesuai dengan peradaban baru.
Tapi, apa yang telah diperjuangkan BKPRMI jika dilihat usianya yang relative usia pemuda yaitu 33 Tahun, tentunya belum dapat berbuat banyak. Namun demikian pemantapan langkah serta peningkatan peran melalui visi dan misinya dakwah semakin ditingkatkan sebagai wujud dari keberpihakan terhadap kepentingan umat Islam.
Pemantapan visi dan misinya diwujudkan dalam bentuk karya-karya nyata melalui kajiankajian, seminar, pelatihan-pelatihan dan pembelaan (advokasi) terhadap kepentingan masyarakat. Tidak hanya itu, kegiatan-kegiatan dakwah dalam bentuk seruan (ceramah-khatbah) dan gerakan dakwah yang lebih konkret semakin ditingkatkan sehingga kehadirannya dapat dirasakan terus oleh umat.
Mencermati fenomena bangsa pada saat ini, kita dihadapkan pada dua issu besar yang memerlukan pemikiran bijak dalam mengatasinya. Permasalahan itu adalah persoalan yang menyangkut eksternal dan internal umat Islam. Pertama, masalah eksternal yang mempengaruhi pikiran umat adalah masalah issu globalisasi yang ditandai semakin canggihnya teknologi informasi dan komunikasi serta kemajuan tranportasi yang tidak saja mengabaikan batas-batas Negara, tetapi telah pula mempengaruhi nilai-nilai dan budaya bangsa.
Globalisasi memang mempunyai nilai positif, akan tetapi tidak sedikit pula pengaruh negatifnya terhadap perkembangan moralitas ummat. Berbagai tayangan dan tampilan yang ada kerap kali tidak mendukung pertumbuhan dan perkembangan sikap dan perilaku serta moral bangsa, sehingga atas dasar ini tentunya membuat semua elemen bangsa ini harus prihatin dan segera mengambil langkah-langkah serius untuk mensiasati dampak negative yang lebih besar dari perkembangan zaman yang semakin tidak terkendali.
Kedua, masalah internal, persoalan internal yang dimaksud adalah menyangkut kesejahteraan ummat dan kemiskinan, karena hal ini turut mempengaruhi berhasil tidaknya misi dakwah. Sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW: Kadza al-Fakru An Yakuna Kufran; "Bahwa kefakiran dapat menyebabkan seseorang menjadi kafir". Akankah perjuangan bagi kepentingan ummat melalui seruan-seruan moral yang selama ini diupayakan mampu memberi secercah harapan bagi khalayak, sehingga dapat keluar dari kondisi yang menghimpit umat (rakyat) menuju kehidupan yang lebih baik. Karena betapa seringnya warga kita yang terkena PHK langsung stress karena beban kebutuhan dasar (kehidupan) keluarga tidak terpenuhi.

Semuanya ini bukan pekerjaan mudah, tapi bukan berarti tidak mungkin tidak ada solusinya. Karena, selama kita memiliki semangat dan komitmen, maka yang berat menjadi ringan, yang sulit menjadi mudah. Sebagai bagian integral dari ummat Islam, BKPRMI akan berupaya menganalisa tentang substansi dan gerakan dakwah yang ingin dibangun dan kemudian mencoba merumuskan berbagai hal positif demi perbaikan umat, baik yang berhubungan langsung dengan Tuhan, atau hubungan sesama warga (kerukunan), serta kebutuhan perekonomian dan pendidikannya.
Sehingga wajah globalisasi yang penuh dengan t ipu dan gelamor menjadi terang dan penuh harapan dalam rangka membangun bangsa dan Negara yang adil, makmur dan bermartabat. Oleh karena itu, BKPRMI DKI Jakarta menyusun kerangka kerja tahunan yang semoga dapat menjadi pembuka hati seluruh umat dan khususnya pemerintah untuk dapat bersama-sama menjalankan amanat Allah sebagai penguasa dan pemuka agama.
BKPRMI terpanggil ikut memikul tanggung-jawab untuk bersama-sama para Pemuda Remaha Masjid khususnya, dan komunitas jama’ah pada umumnya, membangun dan menguatkan Ideologi keagamaan yang krit is-dialogis di kalangan masyarakat luas, baik di sekolah-sekolah, kampus dan masyarakat pada umumnya. Diyakini bahwa wacana keagamaan yang demikian inilah, yang dapat menguatkan aqidah umat Islam dan menjadi energi perubahan yang sejati, berkualitas, demokratis, adil, dan bermartabat.



Agenda Pelantikan DPW BKPRMI DI.Yogyakarta

Dewan Pengurus Wilayah Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta akan menyelenggarakan pelantikan pengurus baru insyaAlloh pada tanggal 25 Maret 2012. Agenda yang mengundang seluruh pengurus dewan pengurus daerah dari empat kabupaten dan satu kotamadya ini akan mengambil tempat di lingkungan kompleks DPRD Kota Yogyakarta
Rencananya, agenda ini akan diwarnai dengan pemakaian atribut pakaian jawa seperti blankon dan sebagainya. Hal ini adalah salah satu cara untuk mencitrakan orang jogja yang identik dengan keistimewaannya. Setelah pelantikan akan dilanjutkan dengan pawai sebagai sarana sosialisasi dan syiar Islam.
Semoga Alloh memberikan kelancaran dalam pelaksanaan agenda ini. Amin.

Artikel

Kegiatan

Download

 

© Copyright BKPRMI D.I. Yogyakarta 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.